Pernahkah
anda berada dalam situasi dimana anda diharuskan melakukan sesuatu yang secara
kasat mata kelihatannya tidak mungkin dapat dilakukan?? atau pastinya anda
mendengar cerita soal perang Thermophylae yang biasa kita kenal
dengan perang Sparta dimana 300 orang tentara yang berasal Sparta (salah satu
daerah di Yunani) dapat melawan sekitar 170.000 pasukan dari Persia. Sepertinya jika kita menggunakan
akal yang menurut kita sehat, cerita soal perang Thermophylae tadi memang hanya sebuah isapan jempol belaka, bagaimana
mungkin seorang pemimpin Spartan yang bernama Leonidas melawan ratusan
ribu pasukan Persia hanya dengan membawa
300 orang pasukan saja dengan segala strategi yang dimilikinya, tetapi menurut
sejarah hal tersebut memang benar adanya.
Dikisahkan
menurut beberapa sumber bahwa saat itu pasukan Persia yang dipimpin oleh Xerxes
mendarat di Thermophylae dan
berhasil memukul mundur pertahanan tentara Yunani yang ada disana, lalu di hari
berikutnya mereka berhadapan dengan tentara Sparta yang dipimpin oleh Leonidas, dengan strategi yang dimiliki
olehnya, tentara Sparta menghadang pasukan Persia
disebuah celah seperti bukit, sehingga diharapkan mereka tetap bertemu dengan
jumlah musuh yang sepadan. Dua hari pertama peperangan, pasukan Sparta sukses
mengalahkan beberapa ribu pasukan Persia,
namun sayangnya karena ulah seorang pengkhianat, akhirnya pada hari ke 3
perang tersebut pasukan Sparta yang gagah berani itu kalah, pengkhianat
tersebut memberitahukan kepada prajurit Persia
bahwa ada celah lain dimana mereka dapat menyerang pasukan Sparta dari belakang.
Kekalahan prajurit Sparta yang Heroik itu patut diberi acungan jempol, karena
mereka telah berhasil melawan ketidak mungkinan, melawan sesuatu yang mungkin
dianggap mustahil bagi kebanyakan orang.
Berdasarkan
dari kisah diatas, maka ijinkan saya menarik satu kesimpulan yang dapat kita
ambil yaitu “Leonidas yang gagah berani
tersebut telah berhasil berseteru dengan sesuatu yang biasa kita sebut Mustahil”.
Bagi kebanyakan orang didunia ini, mungkin ada rasa “segan” atau bahkan “enggan”
untuk melakukan sesuatu yang secara tampak kasat mata tidak mungkin dapat kita
lakukan atau kita capai. Mungkin bagi sebagian lainnya, mereka beranggapan
bahwa lebih baik tidak melakukan apa-apa atau diam menunggu keputusan nasib
akan hal yang kelihatannya sedikit sulit untuk dilakukan daripada
menenggelamkan diri mereka untuk hal tersebut. Tetapi bagi orang-orang yang
berhasil mencetak sejarah dunia atau sederhananya orang sukses diluar sana berdasarkan
pengamatan saya, mereka adalah orang-orang yang berusaha menggulirkan sesuatu
agar hal yang sepintas terlihat mustahil atau tidak mungkin dilakukan menjadi
hal yang mungkin untuk dilakukan.
Tidak
ada hal yang begitu menyesalkan seumur hidup dibanding ketika kita enggan
berusaha untuk menggulirkan kemungkinan-kemungkinan terkait dengan tujuan hidup
kita, tak ada hal yang lebih bodoh dibanding kita harus bertekuk lutut terhadap
keadaan yang mungkin agak sedikit menyulitkan kita, kenapa disini saya selalu
mengatakan agak sulit, sedikit sulit atau hal semacamnya?? Karena saya yakin
dan percaya bahwa tak ada hal didunia ini yang benar-benar sulit atau mustahil
ketika kita mau berusaha lebih dan merayu TUHAN (baca: berdoa) agar IA mau untuk menggulirkan ke-tidak-mungkinanan
tersebut menjadi sesuatu yang mungkin.
Kebanyakan
dari kita selama ini terlalu akrab dengan “Mustahil”, padahal ia bukanlah
apa-apa ketika usaha diri ini didorong oleh keyakinan-keyakinan yang tak
tergoyahkan oleh apapun. Kadang kita, atau bahkan saya sendiri masih membiarkan
“Mustahil” itu memutuskan suatu pembenaran akan hal yang tidak mungkin
dilakukan, padahal jika kita telah memahami diri kita sendiri, maka tidak akan
ada satu celah pun untuk pemikiran-pemikiran negatif itu masuk. Mahatma Gandhi
pernah berkata bahwa “Seseorang adalah buah dari pikirannya sendiri, Dia akan
menjadi seperti apa yang dipikirkannya” tetapi sayangnya tak sedikit dari kita
yang kadang membatasi diri kita dengan hal-hal yang rasanya tidak penting bagi
diri kita, seperti rasa pesimis yang terkadang datang dan menguasai diri kita
diawal pertempuran. “Kita adalah diri
kita yang saat ini didominasi oleh pemikiran-pemikiran yang dengan sengaja kita
letakkan di benak kita”, jika merunut dari kalimat Napoleon Hill tersebut
sesungguhnya tidaklah sulit untuk mendapatkan pemahaman akan siapa diri kita
dan apa potensi yang kita miliki. Maka bukanlah tindakan yang salah ketika kita
harus merasa Optimis dan Yakin kita dapat mengalahkan apapun ketika kita dihadapkan
kepada ke-tidak-mungkinan yang sebenarnya hanya ada dalam benak kita sendiri, karena pada dasarnya kemampuan pikiran (akal) seorang manusia itu tidak
terbatas, kecuali manusia itu sendiri yang membatasinya, dan ke-tidak-mungkinan
atau Mustahil itu hanyalah sebuah ilusi yang sebenarnya adalah bentukan kita
sendiri,.
Mulai
saat ini mari kita bersama-sama berjanji untuk memulai “perseteruan” dengan
Mustahil, jangan biarkan Ia menguasai diri kita dengan hal-hal negatif yang
malah akan menghentikan kita dalam berusaha, baiknya tanamkan keyakinan yang
benar-benar pada diri kita bahwa setiap ujian yang datangnya dari TUHAN itu
datang bersamaan dengan jawaban atas ujian tersebut, tak ada ruang hidup yang
tak memiliki jalan keluar, bahkan sepengap apapun lubang didalam tanah, pasti
ada celah kecil yang memungkinkan cahaya untuk masuk kedalamnya. Tetaplah
berfikir positif! We Got That Attitude, We Got That #PMA!!!
-@TalkPMA-