Senin, 16 September 2013

Do what you fear and fear is disappears

           Setiap manusia didunia ini tak terkecuali siapapun itu pasti memiliki rasa takut, ketakutan akan sebuah kegagalan, takut melakukan sebuah kesalahan. takut akan sesuatu yang sebenarnya tidak akan pernah datang padanya serta ketakutan-ketakutan lainnya yang kadang menghantui pikiran kita semua. Memiliki rasa takut adalah sebuah hal yang amat sangat manusiawi, namun apakah rasa takut itu harus kita biarkan dan kita umbar sedemikian rupa?? Tentu kita semua sepakat dengan jawaban “TIDAK”.
 Thomas Carlyle pernah berkata bahwa “The first duty of man is to conquer fear; he must get rid of it, he cannot act till then”. Kadang dalam proses mencapai sebuah tujuan atau cita-cita, mengambil langkah pertama untuk mulai berjalan menuju sebuah kesuksesan itu merupakan sesuatu yang amat berat untuk dilakukan, terlalu banyak pertimbangan-pertimbangan yang sebetulnya tidak begitu perlu untuk kita pikirkan, “bagaimana jika saya gagal??” “bagaimana jika saya salah mengambil keputusan??” blablabla, dan banyak lagi alasan yang sebetulnya tidak terlalu penting. Sebetulnya daripada kita memikirkan hal yang seperti itu kenapa tidak kita mencoba untuk berfikir secara terbalik, maksudnya kenapa tidak kita timbulkan pertanyaan yang lebih memotivasi atau memberi semangat positif kepada diri kita?? Seperti “bagaimana jika langkah A yang saya ambil nantinya akan berhasil?? Lalu hal apa yang harus saya persiapkan setelah langkah A ini berhasil didapat, apakah B ataukah C??” agaknya kalimat seperti itu akan lebih berguna bagi kita, dengan sendirinya kita telah mempersiapkan beberapa langkah cadangan untuk mencapai tujuan kita.
Sesuai pernyataan Carlyle tadi ketakutan memang merupakan sebuah hal yang pertama kali harus kita taklukan sebelum akhirnya kita berani bertindak, tapi itulah mungkin yang membedakan kita dengan mereka yang telah berhasil meraih kesuksesan, mereka yang sukses bukan berarti mereka yang telah memiliki kemampuan finansial yang lebih dibanding kita, tetapi mereka adalah orang-orang yang berani melawan rasa takutnya dan mentransformasikannya menjadi sebuah kesuksesan. Bukankah jika kita berani mengambil langkah pertama atau mengambil sebuah keputusan dalam melakukan sebuah hal yang mungkin baru dalam hidup kita akan menghantarkan kita kepada sebuah pengalaman yang baru pula?? Sepertinya hidup kita akan lebih menarik dan lebih seru untuk dijalani dibanding kita hanya berdiam diri dan membiarkan diri kita dikurung oleh ketakutan-ketakutan yang sebenarnya tidak akan pernah terjadi, itulah mengapa memiliki pola berfikir yang positif akan sangat membantu kita dalam mengalahkan semua ketakutan-ketakutan semu yang kita hadapi selain daripada rasa percaya diri kita yang memang harus ditingkatkan. Ingatkah kalian bahwa TUHAN pernah berkata bahwa “Aku adalah seperti apa yang hambaKU persangkakan”, ini bisa berarti bahwa apa yang kita fikirkan tentang masa depan kita sendiri akan sangat mempengaruhi keputusan TUHAN untuk memberikan rahmatnya bagi kita semua, maka baiknya fikirkan hal yang positif bagi diri kita dan juga orang lain, sehingga kesuksesan yang selama ini kita impikan dapat kita raih sesuai dengan Ijin dari-Nya.
Lalu jika sedemikian menghambatnya rasa takut dalam proses meraih kesuksesan, apakah rasa takut itu harus benar-benar kita hilangkan?? Saya tidak sependapat dengan hal itu, agaknya adanya rasa takut dalam diri memang sudah menjadi fitrah manusia yang tidak bisa hilang, tetapi yang mejadi masalah disini mungkin adalah kadar dari rasa takut itu sendiri, sesuatu yang berlebihan pun tidak akan baik, sama seperti halnya rasa percaya diri yang berlebihan akan memicu kita melakukan hal yang cenderung ceroboh. Kenapa tidak kita hubungkan Pola Fikir yang Positif, rasa Percaya Diri dan rasa Takut itu sendiri menjadi satu kesatuan yang dapat menjadi kekuatan yang ada didalam diri kita, jika harus saya ibaratkan seperti sebuah kendaran, maka 3 hal tersebut adalah merupakan bagian Kemudi, Pedal Gas dan juga Pedal Rem, dimana Pola fikir positif merupakan bagian kemudi/stir, Rasa percaya diri sebagai pedal gas, serta Rasa takut itu sendiri menjadi Pedal Rem yang menyeimbangkan kedua hal sebelumnya. Mengapa demikian?? Ijinkan saya sedikit berasumsi, Pola Fikir yang Positif itu merupakan kendali yang mengarahkan kemana tujuan kita, dan bagaimana tujuan kita itu dapat dicapai, lalu rasa Percaya Diri itu sendiri merupakan pedal gas yang membuat kita berada pada suatu kondisi yang mengharuskan kita melangkah atau bahkan berlari guna mencapai tujuan atau cita-cita yang kita impikan, lalu apa guna Rasa Takut sebagai pedal rem?? Ia berfungsi sebagai penyeimbang atau bisa dibilang pengingat bahwa beberapa hal memiliki kekurangan serta kelebihannya masing-masing, ia yang akan memberitahukan kapan kita harus berhenti melangkah lalu kemudian kembali berlari menuju sesuatu yang kita impikan. Rasa takut itu diperlukan untuk mencegah kita dalam melakukan hal ceroboh yang nantinya malah merugikan diri kita sendiri atau bahkan orang lain.
Maka dari itu lakukanlah sesuatu yang kita percayai bahwa hal tersebut baik bagi diri kita dan juga orang lain, segera ambil tindakan untuk merealisasikannya, lawan rasa takut akan kegagalan yang menghantui kita. Kita tidak akan pernah menjadi benar, kita tidak akan pernah mengetahui mana yang benar bagi diri kita dan orang lain jika kita tidak pernah melakukan kesalahan, tidak salah jika kita mengalami kegagalan, yang salah adalah kita tidak pernah melangkah dan merubah kegagalan tersebut menjadi sebuah kemenangan. Kadang untuk menjadi benar kita harus masuk kedalam sebuah kesalahan, semoga kita semua menjadi orang yang sukses yang di ridhai oleh Nya, keep that attitude, the POSITIVE MENTAL ATTITUDE!